Setelah melaksanakan sholat ashar berjama’ah di sebuah
masjid, kami melanjutkan perjalanan ke Muara Kali Progo, lokasinya tidak jauh
dari pantai Trisik. Dalam perjalanan menuju muara sekitar pukul 16.18 saya
sempat melihat seekor burung yang sedang berjalan di sawah dengan ciri-ciri
kaki panjang dengan ekor yang sangat pendek dengan tungging kuning serta ukuran
lebih besar daripada kutilang badan gemuk tidak panjang. Setelah saya tanyakan
kepada Mas Kir menurutnya itu merupakan salah satu burung air yaitu Kario Padi.
Jalan yang kami lalui ternyata tidak seperti
sebelumnya. Sepeda motor harus melewati tanah yang becek dan bergelombang dan
Prase sempat kesusahan dalam mengendalikan kendali motornya. Akhirnya setelah
melalui jalan yang berliku dan rusak kami sampai di muara. Suasanya sepi dan
tidak terlalu panas karena cuaca sedang mendung. Suara air yang yang mengalir
di muara membuatku sangat nyaman.
Sekitar
pukul 16.22 kami melihat barisan burung yang sedang berjajar rapi di seberang
sungai tepat kami berdiri. Setelah diamati menggunakan monokuler barisan burung
tersebut merupakan cangak abu (Ardea
cinera) dengan jumlah lebih dari 10 ekor. Ciri-cirinya berwarna putih abu-abu,
paruh kuning, kaki panjang dengan ukurang yang lumayan besar. Kami juga
mengamati cangak yang sedang terbang menuju barisan cangak tersebut.
Kemudian ketika melihat ke arah
lebih dekat tepatnya di daratan di tengah muara terlihat seekor burung yang
tengah diam yaitu cerek jawa (Charadius javanicus) dengan ciri di leher
terdapat warna putih melingkar kemudian di bawah leher berwarna coklat, sayap
coklat, perut putih, ekor juga coklat.
sumber: www.fobi.web.id
Selain cerek jawa, ternyata juga
terlihat dara laut sayap putih (Chlidonias leucopterus) fase breeding berdiam
diri yang seukuran merpati, sayap putih makin keujung makin gelap, kepala
hitam, ekor hitam.
sumber: www.kutilang.or.id
Karena hari mulai petang dan mendung bahkan sempat
gerimis, kami memutuskan untuk kembali pulang. Sebelum pulang kami makan mie
ayam terlebih dahulu.