Aku sangat berterima kasih kepada Chris karena telah
mengajakku ikut dalam pengamatan kali ini walaupun pada saat itu aku
tergesa-gesa karena baru saja bangun tidur. Kerenanya aku memiliki kesempatan
untuk melakukan pengamatan di Trisik, yang katanya Mas Shaim/Kukuh (lupa) hampir
semua burung pantai Jawa dan Bali dapat ditemui di pantai ini.
Kami berangkat sekitar pukul 12.30 dan sampai
sekitar pukul 14.00 dengan cuaca yang cukup panas. Perjalanan kami tempuh
dengan sepeda motor, Chris dengan Mas Kir dan Aku dengan Prase. Ternyata di
tengah perjalanan Aghnan menyusul dari Bantul.
Dan akhirnya setelah satu setengah jam di atas
sepeda motor kami sampai di Trisik, Bantul dengan disambut panasnya matahari. Pantai
Trisik yang kami kunjungi bukanlah pantai untuk berwisata, karena disini sepi
tak ada orang hanya disampingnya terdapat seperti tambak udang dan pohon cemara
(kalo gak salah) sehingga memungkinkan burung untuk berada di sini.
Langsung ke pointnya, yaitu pengamatan burung. Dalam
perjalanan menuju pantai Trisik sekitar pukul 13.55 kami melihat beberapa
burung di tengah hamparan sawah. Kami berhenti dan mulai mengamati menggunakan
monokuler dan setelah diidentifikasi itu merupakan 2 ekor Bondol oto hitam (Lonthura ferruginosa) di tengah-tengah
tanaman padi yang mulai menguning dengan ciri-ciri yang teramati kepala putih,
leher dan tunggir hitam, sayap, perut, dan ekor
coklat serta paruh berwarna abu-abu.
Kami melanjutkan perjalanan ke pantai di Trisik.
Sampai di pantai Trisik kami disambut cuaca panas khas pantai yang sangat
menyengat seakan membakar tubuh kami. Kamipun mulai pengamatan. Mulanya kami
mulai pengamatan di sebelah timur (kalo gak salah) tapi tak mendapatkan apapun.
Kemudian kami berpindah tempat ke sebelah yang lain. Di sinilah kami menemukan
berbagai jenis burung. Sekitar pukul 14.22 kami menemukan 3 ekor burung Cabak
Kota (Caprimulgus affinis) yang
sedang beterbangan di sekitar pohon cemara dan pasir yang ditumbuhi tanaman
berduri. Warnanya coklat belang putih. Ketika terbang terlihat bagian sayapnya
terdapat warna putih.
sumber: http://orientalbirdimages.org
Sekitar pukul 14.30 Aghnan melihat
2 ekor burung yang sedang terbang di atas kita. Menurut Mas Kir itu merupakan
jenis Cikalang namun kami belum berani memutuskan itu cikalang apa. Beberapa
saat kemudian Mas Wahab datang dan setelah ditanyakan cikalang yang kami temui
tadi merupakan jenis Cikalang Chrismas (Fregata andrewsi) betina
dan Cikalang Kecil (Fregata ariel) fase juvenil dengan ciri-ciri ukurang cukup
besar ekor panjang yang menggunting, sayap hitam, dan badan berwarna putih.
Pada cikalang kecil warna putih pada perut penuh dan lebih banyak daripada
cikalang chrismas. Menurut Mas Kir dan mas Wahab kami beruntung bisa mendapatkan cikalang
pada musim seperti ini karena biasanya cikalang hanya bisa ditemui pada musim
migrasi dan itupun sulit.
Pukul 14.33 kami melihat seekor
cabak kota (Caprimulgus affinis) lagi
yang sedang berdiam diri di pasir dekat pohon cemara (kalo gak salah sih).
Apabila dilihat dari monokuler cabak tersebut wajahnya terlihat seperti kodok
dengan mata mengantuk (habis begadang kali ya) dengan warna tubuh khasnya
coklat putih dan ukurang lebih besar dari kutilang. Setelah itu kami menemukan
banyak cabak kota yang sedang beterbangan di antara tanaman berduri sekitar
pasir tersebut. Tampaknya itu merupakan tempat cabak kota hidup.
sumber: http://www.fobi.web.id
Pukul 14.43 kami menemukan seekor apung tanah (Anthus novaeseelandiae)
yang sedang hinggap di sebuah pohon mati dengan ciri-ciri kaki panjang, paruh
bagian atas coklat, bawah kuning, warna sayap coklat belang kehitaman dengan ukuran
lebih besar dari burung gereja.
Pengamatan di Pantai Trisik kami akhiri sampai di
sini. Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan di Muara Kali Progo yang
lokasinya tak jauh dari Pantai Trisik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar