Selasa, 06 Desember 2022

Best Practice

Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) 


Sebelum membaca best practice yang saya buat, kalian dapat menonton video aksi 2 di bawah ini.



Berikut adalah cerita praktik baik saya selama PPL pada PPG dalam jabatan kategori 2 Tahun 2022. Semoga memberikan manfaat.

Lokasi

SMK Negeri 2 Wonosari

Lingkup Pendidikan

Sekolah Menengah Kejuruan

Tujuan yang ingin dicapai

Meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan literasi peserta didik pada materi klasifikasi materi

Dengan menggunakan model Problem Based Learning dengan metode diskusi dan praktikum dengan berbantuan bahan ajar elektronik dan media padlet pada peserta didik kelas X TE SMK Negeri 2 Wonosari

Penulis

Puput Tri Ambarwati

Tanggal

27 Oktober 2022

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

 

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah:

Latar belakang masalah dari praktik pembelajaran ini adalah:

a.  Motivasi belajar peserta didik masih rendahPeserta didik menganggap materi kimia SMK kurang bermanfaat dalam jurusannya

  • Metode pembelajaran yang digunakan guru cenderung kurang variatif dan masih berpusat pada guru (ceramah)
  • Peserta didik terlihat pasif dalam proses pembelajaran.
  • Peserta didik tidak konsentrasi dalam proses pembelajaran, kepala diletakkan di meja, bersandar pada dinding, tatapan kosong, ngantuk, bermain sendiri karena materinya belum kontekstual
  •  Pemanfaatan media TIK kurang variatif hanya sebatas power point sehingga menyebabkan kebosanan pada peserta didik

b.   Kemampuan literasi peserta didik rendah

  • Aktivitas literasi peserta didik saat pembelajaran sangat minim
  • Peserta didik tidak menemukan sendiri pengetahuannya, namun langsung disampaikan oleh guru
  • Belum adanya sumber bacaan yang kontekstual
  • Model pembelajaran yang diterapkan belum inovatif dan belum menuntut peserta didik untuk menemukan sendiri pengetahuannya

 

Praktik pembelajaran ini penting dibagikan

Menurut saya praktik ini penting dibagikan karena banyak guru yang mengalami permasalahan yang sama seperti yang saya alami. Selain bisa memotivasi saya sendiri, diharapkan praktik ini juga dapat menjadi referensi dan inspirasi bagi rekan guru lainnya yang mengalami permasalahan seperti ini.

 

Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini

Saya sebagai guru mempunyai tanggung jawab untuk melakukan proses pembelajaran ini secara efektif dengan menggunakan model, metode, media pembelajaran yang sesuai dan inovatif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan dan hasil belajar peserta didik dapat maksimal.

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

 

Tantangan untuk mencapai tujuan:

 

  1. Peserta didik kurang aktifitas membaca pada materi klasifikasi materi
  2. Peserta didik kesulitan memahami penulisan lambang atom dan rumus senyawa dengan benar
  3. Peserta didik terlihat tidak tertarik untuk mempelajari materi klasifikasi materi
  4. Perlu adanya pengawasan dari guru ketika peserta didik menggunakan HP, karena beberapa peserta didik lebih tertarik membuka game ataupun media sosial saat membuka HP.
  5. Terbatasnya jaringan internet di beberapa ruang kelas karena wifi hanya ada di beberapa tempat dan beberapa ruang kelas juga jaringan internetnya kurang baik

 

Pihak yang terlibat dalam praktik ini:

1.   Saya sendiri sebagai guru kimia (Projek IPAS)

2.   Dosen dan guru pamong yang selalu memberikan saran dan masukan dalam menghadapi permsalahan dan tantangan- tersebut sehingga penulis dapat merancang, melaksanakan, dan mengevalusi kegiatan pembelajaran/aksi ini

3.   Kepala sekolah yang telah memberikan izin dan dorongan motivasi untuk mengikuti seluruh kegiatan PPG ini disamping kewajiban dalam mengajar

4.   Rekan sejawat, baik rekan PPG dan rekan guru di sekolah yang membantu dalam mendukung proses praktik ini

5.   Peserta didik kelas X TE yang menjadi objek dalam menentukan masalah sampai ke menyelesaikan masalah.

6.   Kameramen yang membantu mengambil video praktik ini

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

 

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapai tantangan tersebut:

1.   Pemilihan Media Pembelajaran

a.    Strategi yang dilakukan yaitu dengan menentukan media pembelajaran yang disesuaikan pada karakter materi pembelajaran dan karakter peserta didiknya. Selain itu guru juga memilih media yang disesuaikan dengan kemampuan dan sarana yang dimiliki peserta didik.  Media yang digunakan pada praktik ini adalah berbasis TPACK yaitu padlet. Di dalam padlet ini sudah membuat bahan ajar dengan anyflip, LKPD, asesmen dengan quizizz, refleksi, dan sarana diskusi, dan lab virtual Phet Corolado. Kemudian untuk memperjelas proses pembelajaran juga digunakan power point dan video.

b.   Proses pembuatan media dimulai dimulai dari mempelajari materi yang akan dibuat medianya dan merancang topik-topik yang akan ditampilkan di padlet. Kemudian guru menyiapkan bahan yang diperlukan, seperti membuat bahan ajar, power point berbantuan canva, LKPD, asesmen yang kemudian diunggah dalam anyflip maupun quizizz. Jika bahan semua sudah siap, kemudian memasukkan link anyflip, quizizz, Phet Corolado, video dalam Padlet.

c.    Sumber daya yang diperlukan dalam membuat media pembelajaran ini antara lain pengetahuan guru dalam menggunakan berbagai aplikasi/website tersebut, laptop, dan jaringan internet.

 

2.   Pemilihan Metode Pembelajaran yang Variatif

a.    Strategi yang digunakan dalam pemilihan metode pembelajaran ini adalah disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan karakteristik materinya. Metode yang digunakan yaitu: ceramah, diskusi tanya jawab, praktikum sederhana, presentasi, dan penugasan. Berbagai metode yang dipilih diharapkan dapat mengaktifkan dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

b.   Proses pemilihan metode ini yaitu guru mempelajari jenis-jenis metode pembelajaran, kemudian memahami karakteristik peserta didik dengan melihat gaya belajar dan kemampuan awal peserta didik. Dimana peserta didik SMK lebih cenderung menyukai praktik. Setelah itu melihat karakteristik materi klasifikasi materi

c.    Sumber daya yang diperlukan dalam pemilihan metode pembelajaran ini diantaranya pemahaman guru terkait berbagai metode pembelajaran dan pemahaman terkait isi materi.

3.   Pemilihan Model Pembelajaran

a.    Strategi yang digunakan dalam pemilihan model pembelajaran ini adalah disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan karakteristik materinya. Selain itu juga memilih model yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan literasi peserta didik. Model pembelajaran yang dipilih pada praktik ini adalah Problem Based Learning (PBL) yang terdiri dari 5 fase:

1)   Mengorientasikan peserta didik pada masalah

-    Peserta didik diajak membuka padlet

-    Peserta didik diberikan video pembuatan krecek

-    Peserta didik diarahkan membuat pertanyaan yang dikaitkan dengan klasifikasi materi


2)   Mengorganisasikan peserta didik

Guru membagi peserta didik dalam kelompok dan menjelaskan cara pengerjaan LKPD




3)   Membimbing penyelidikan

-      Peserta didik mengerjakan LKPD dengan diskusi kelompok dan studi literatur (Phet colorado, anyflip dari guru, dan sumber referensi lain)

-      Peserta didik melakukan praktikum sederhana membedakan jenis campuran

-      Guru membimbing dan memantau jalannya penyelidikan




4)   Mengembangkan dan menyajikan karya

-      Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan hasil praktikumnya

-      Kelompok lain memberikan tanggapan

5)   Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

-      Guru mengkonfirmasi hasil penyelidikan dan presentasi peserta didik

-      Guru memberikan penguatan materi


b.   Proses Pemilihan model pembelajaran yaitu guru mempelajari jenis-jenis model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik, kemudian memahami karakteristik peserta didik dengan melihat gaya belajar dan kemampuan awal peserta didik. Setelah itu melihat karakteristik materi klasifikasi materi

c.    Sumber daya yang diperlukan yaitu pemahaman terkait model Problem Based Learning dan pemahaman terkait materi.

4.   Meningkatkan Motivasi

a.    Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik adalah memilih berbagai metode yang dapat mengaktifkan peserta didik seperti diskusi tanya jawab, praktikum, presentasi. Tahapan metode ini kemudian dijabarkan secara rinci pada modul ajar

b.   Proses pengembangan Modul Ajar ini yaitu guru menentukan tahapan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran yang dapat membuat peserta didik lebih aktif

c.    Sumber daya yang diperlukan diantaranya pemahaman/kompetensi guru dalam pembuatan modul ajar dan juga kreatifitas merancang kegiatan yang membuat peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran.

 

5.   Meningkatkan Kemampuan Literasi

a.    Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan literasi peserta didik yaitu dengan memperbanyak aktivitas literasi dalam pembelajaran yaitu dengan mengurangi porsi ceramah dan membuat bahan ajar yang kontekstual sehingga peserta didik lebih tertarik untuk membaca. Bahan ajar elektronik kontekstual dipilih karena dapat dibaca dimana saja. Aktivitas membaca dan studi literatur dalam proses pembelajaran ini akan membuat kemampuan literasi peserta didik jangka panjang karena peserta didik mendapatkan pengetahuannya sendiri bukan hanya dari guru.

b.   Proses Pemilihan bahan ajar elektronik diawali dengan memahami isi materi dan mencari kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. dari kumpulan materi tersebut dibuat bahan ajar yang menarik dengan bantuan canva dan diunggah pada anyflip yang nantinya dapat dibaca peserta didik dimana saja.

c.    Sumber daya yang diperlukan yaitu pengetahuan materi dan hubungannya dalam kehidupan sehari-hari. selain itu juga kemampuan menggunakan anyflip.

 

Sumber daya dan materi yang dibutuhkan:

Pada pelaksanaan praktik ini diperlukan berbagai sarana prasarana yang mendukung diantaranya HP, Laptop, LCD proyektor, speaker, jaringan internet, dna alat bahan praktikum klasifikasi materi serta dukungan dari seluruh pihak terkait.

Refleksi Hasil dan dampak

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

 

Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang dilakukan dirasa hasilnya efektif. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hal berikut:

  1. Pemilihan metode yang berpusat pada peserta didik variatif (ceramah, diskusi tanya jawab, praktikum, presentasi) efektif untuk meningkatkan motivasi peserta didik terlihat dari kegiatan peserta didik yang aktif dan antusias saat proses pembelajaran
  2. Pemilihan model pembelajaran PBL efektif untuk menumbuhkan berpikir tingkat tinggi dan meningkatkan aktivitas membaca peserta didik terlihat dari tanggapan, pertanyaan, dan jawaban yang diberikan peserta didik saat proses pembelajaran
  3. Adanya bahan ajar elektronik dapat meningkatkan aktivitas literasi dan minat baca peserta didik sehingga kemampuan literasi peserta didik dalam memahami pertanyaan juga meningkat dan hasil evaluasi dengan rata-rata 78 (baik).
  4. Penggunaan media padlet sangat membantu meningkatkan minat peserta didik untuk mempelajari klasifikasi materi dan meningkatkan kemampuan teknologi peserta didik

 

Respon orang lain terhadap aksi:

  1. Respon peserta didik terhadap pembelajaran ini adalah sangat senang, dapat terlihat dari kegiatan refleksi akhir pembelajaran yang ditulis di padlet yang menyatakan pembelajaran sangat menyenangkan utamanya bagian praktikum dan quizizz.
  2. Respon rekan guru terhadap praktik ini adalah pembelajaran yang dilakukan membuat peserta didik aktif dan antusias mengikuti pembelajaran, metode dan media yang digunakan variatif dan tidak membosankan.
  3. Respon dari dosen dan guru pamong yang memberikan respon positif diantaranya: bahwa semua fase pada PBL sudah terlihat, peserta didik sudah terlihat aktif dalam proses pembelajadan, peserta didik sudah mampu memberikan tanggapan/ pertanyaan/jawaban yang sesuai

 

Faktor Keberhasilan:

Faktor keberhasilan pada pembelajaran ini sangat ditentukan oleh penguasaan guru terhadap model, metode, media, langkah-langkah modul ajar yang sudah dibuat. Selain itu juga ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola kelas.

 

Pembelajaran Keseluruhan Proses:

Pembelajaran yang dapat diambil dari proses dan tahapan yang sudah dilakukan guru yaitu sebagai guru sudah seharusnya terus belajar dan berbenah diri untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif dengan memilih model, metode, dan media pembelajaran yang sesuai.


Untuk mendowload file utuhnya, klik link berikut: file best practice

Rabu, 15 Juli 2020

Sifat Koligatif Larutan

Sifat Koligatif Larutan merupakan sifat yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut dan tidak bergantung dari sifat zat terlaru. Sifat koligatif terdiri dari penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis. Sifat koligatif larutan dibagi menjadi sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit.
untuk lebih jelasnya, silakan tonton video ini  https://www.youtube.com/watch?v=eoOxhj75OHs&t=74s
Semoga bermanfaat.

Sabtu, 11 Juli 2020

Reaksi Eksoterm dan Endoterm


Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan penyerapan kalor/panas dari lingkungan. Contohnya pada reaksi antara barium oksida dan ammonium klorida kalau kita pegang wadah akan terasa dingin, karena adanya aliran kalor dari lingkungan ke sistem.
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan pelepasan energi/panas ke lingkungan. Contohnya pada reaksi antara soda api (NaOH) dan asam lambung (HCl), kalau kita pegang wadah reaksinya akan terasa panas.
Untuk lebih jelasnya, silakan pahami rangkuman di bawah ini.


FAKTOR LAJU REAKSI

Pengalaman menunjukkan bahwa serpihan kayu terbakar lebih cepat daripada balok kayu. Hal ini berarti bahwa reaksi yang sama dapat berlangsung dengan kelajuan yang berbeda, bergantung pada keadaan zat pereaksi. Dalam materi ini akan dibahas factor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai tentang peristiwa yang menerapkan prinsip faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi antara lain:
1.    Makanan yang disimpan dalam kulkas dapat bertahan lebih lama
2.    Bahan makanan yang dipotong-potong matang lebih cepat
3.    Mencuci dengan detergen yang lebih banyak membuat pakaian lebih bersih
4.   Pembakaran zat makanan dalam tubuh dapat berlangsung pada suhu tubuh yang relative rendah, sedangkan di laboratorium pembakaran serupa hanya dapat berlangsung pada suhu yang jauh lebih tinggi.

Pengetahuan tentang hal ini memungkinkan kita dapat mengendalikan laju reaksi, yaitu melambatkan reaksi yang merugikan dan menambah laju reaksi yang menguntungkan. Nah, apa saja yang mempengaruhi laju reaksi, silakan lihat gambar di bawah ini.



MINYAK BUMI

Untuk melihat seberapa paham kamu setelah membaca materi ini, kerjakan link berikut:
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSfzCxnQCBmQVG2CcSQbroLnc4ndbooWrVQ18egmuKImnrKLJA/viewform?usp=sf_link



Minyak bumi merupakan komoditi hasil tambang yang sangat besar peranannya dalam perekonomian Indonesia. Minyak bumi merupakan campuran dari berbagai senyawa. Penyusun utama minyak bumi adalah hidrokarbon, terutama alkana, sikloalkana, dan senyawa aromatis. Penampakan fisik minyak bumi sangat beragam, tergantung dari komposisinya.
Pada umumnya, minyak bumi yang baru dihasilkan dari sumur pengeboran berupa lumpur berwarna hitam atau cokelat gelap, meskipun ada juga minyak bumi yang berwarna kekuningan, kemerahan, atau kehijauan. Minyak hasil pengeboran ini disebut minyak mentah (crude oil). Komposisi penyusun minyak bumi selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Jenis Senyawa
Jumlah (Persentase)
Contoh
Hidrokarbon
90 – 99 %
Alkana, sikloalkana, dan aromatis
Senyawa belerang
0,1 – 7 %
Tioalkana (R – S – R)
Alkanatiol (R – S – H)
Senyawa nitrogen
0,01 – 0,9 %
Pirol (C4H5N)
Senyawa oksigen
0,01 – 0,4 %
Asam Karboksilat
Organologam
Sangat kecil
Senyawa logam nikel



Proses Terjadinya Minyak Bumi
Salah satu teori terjadinya minyak bumi adalah teori “dupleks”. Menurut teori ini, minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik dari jasad mikroorganisme jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-sisa tumbuhan dan hewan tersebut tertimbun oleh endapan pasir, lumpur, dan zat-zat lain selama jutaan tahun dan mendapat tekanan serta panas bumi secara alami. Bersamaan dengan proses tersebut, bakteri pengurai merombak senyawa-senyawa kompleks dalam jasad organik menjadi senyawa-senyawa hidrokarbon. Proses penguraian ini berlangsung sangat lamban sehingga untuk membentuk minyak bumi dibutuhkan waktu yang sangat lama. Itulah sebabnya minyak bumi termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, sehingga dibutuhkan kebijaksanaan dalam eksplorasi dan pemakaiannya.
Hasil peruraian yang berbentuk cair akan menjadi minyak bumi dan yang berwujud gas menjadi gas alam. Untuk mendapatkan minyak bumi ini dapat dilakukan dengan pengeboran. Beberapa bagian jasad renik mengandung minyak dan lilin. Minyak dan lilin ini dapat bertahan lama di dalam perut bumi. Bagian-bagian tersebut akan membentuk bintik-bintik, warnanya pun berubah menjadi cokelat tua. Bintink-bintik itu akan tersimpan di dalam lumpur dan mengeras karena terkena tekanan bumi. Lumpur tersebut berubah menjadi batuan dan terkubur semakin dalam di dalam perut bumi. Tekanan dan panas bumi secara alami akan mengenai batuan lumpur sehingga mengakibatkan batuan lumpur menjadi panas dan bintin-bintik di dalam batuan mulai mengeluarkan minyak kental yang pekat. Semakin dalam batuan terkabur di perut bumi, minyak yang dihasilkan akan semakin banyak. Pada saat batuan lumpur mendidih, minyak yang dikeluarkan berupa minyak cair yang bersifat encer, dan saat suhunya sangat tinggi akan dihasilkan gas alam. Gas alam ini sebagian besar berupa metana.
Sementara itu, saat lempeng kulit bumi bergerak, minyak yang terbentuk di berbagai tempat akan bergerak. Minyak bumi yang terbentuk akan terkumpul dalam pori-pori batu pasir atau batu kapur. Oleh karena adanya gaya kapiler dan tekanan di perut bumi lebih besar dibandingkan dengan tekanan di permukaan bumi, minyak bumi akan bergerak ke atas. Apabila gerak ke atas minyak bumi ini terhalang oleh batuan yang kedap cairan atau batuan tidak berpori, minyak akan terperangkap dalam batuan tersebut. Oleh karena itu, minyak bumi juga disebut petroleum. Petroleum berasal dari bahasa Latin, petrus artinya batu dan oleum yang artinya minyak.
Daerah di dalam lapisan tanah yang kedap air tempat terkumpulnya minyak bumi disebut cekungan atau antiklinal. Lapisan paling bawah dari cekungan ini berupa air tawar atau air asin, sedangkan lapisan di atasnya berupa minyak bumi bercampur gas alam. Gas alam berada di lapisan atas minyak bumi karena massa jenisnya lebih ringan daripada massa jenis minyak bumi. Apabila akumulasi minyak bumi di suatu cekungan cukup banyak dan secara komersial menguntungkan, minyak bumi tersebut diambil dengan cara pengeboran. Minyak bumi diambil dari sumur minyak yang ada di pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi-lokasi sumur-sumur minyak diperoleh setelah melalui proses studi geologi analisis sedimen karakter dan struktur sumber.
Berikut adalah proses pembentukan minyak bumi beserta gambar ilustrasi:
1. Ganggang hidup di danau tawar (juga di laut). Mengumpulkan energi dari matahari dengan fotosintesis













2. Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di dasar cekungan sedimen dan membentuk batuan induk (source rock). Batuan induk adalah batuan yang mengandung karbon (High Total Organic Carbon). Batuan ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut. Proses pembentukan karbon dari ganggang menjadi batuan induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan mengandung minyak atau gas bumi. Jika karbon ini teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai karbon yang tidak mungkin dimasak.


3.  Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya yang berlangsung selama jutaan tahun. Proses pengendapan ini berlangsung terus menerus. Salah satu batuan yang menimbun batuan induk adalah batuan reservoir atau batuan sarang. Batuan sarang adalah batu pasir, batu gamping, atau batuan vulkanik yang tertimbun dan terdapat ruang berpori-pori di dalamnya. Jika daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan lain di atasnya, maka batuan yang mengandung karbon ini akan terpanaskan. Semakin kedalam atau masuk amblas ke bumi, maka suhunya akan bertambah. Minyak terbentuk pada suhu antara 50 sampai 180 derajat Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya mencapat 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu semakin turun dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu tinggi ini akan memasak karbon yang ada menjadi gas.

4. Karbon terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrokarbon. Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang telah matang ini berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan, ciri fisik minyak bumi mentah berbeda dengan air. Salah satunya yang terpenting adalah berat jenis dan kekentalan. Kekentalan minyak bumi mentah lebih tinggi dari air, namun berat jenis minyak bumi mentah lebih kecil dari air. Minyak bumi yang memiliki berat jenis lebih rendah dari air cenderung akan pergi ke atas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap dan siap ditambang.

PENGOLAHAN MINYAK BUMI
Minyak mentah (crude oil) tidak dapat langsung digunakan. Agar dapat dimanfaatkan, maka minyak bumi harus mengalami proses pengolahan dahulu. Pengolahan minyak bumi dilakukan pada kilang minyak melalui dua tahap. Pengolahan tahap pertama (primary processing) dilakukan dengan cara distilasi bertingkat dan pengolahan tahap kedua (secondary processing) dilakukan dengan berbagai cara.
Pengolahan tahap pertama
Pengolahan tahap pertama dilakukan dengan distilasi bertingkat, yaitu proses distilasi berulang-ulang sehinggadidapatkan berbagai macam hasil berdasarkan perbedaan titik didihnya. Hasil pada proses distilasi bertingkat ini meliputi dapat dilihat pada gambar skema berikut.

1.        Fraksi pertama menghasilkan gas yang pada akhirnya dicairkan kembali dan dikenal dengan nama elpiji atau LPG (Liquefied Petroleum Gas). LPG digunakan untuk bahan bakar kompor gas dan mobil BBG atau diolah lebih lanjut menjadi bahan kimia lainnya.
2.        Fraksi kedua disebut nafta (gas bumi). Nafta tidak dapat langsung digunakan tetapi diolah lebih lanjut pada tahap kedua menjadi bensin (premium) atau bahan petrokimia yang lain. Nafta sering disebut bensin berat.
3.        Fraksi ketiga atau fraksi tengah, selanjutnya dibuat menjadi kerosin (minyak tanah) dan avtur (bahan bakart pesawat jet).
4.        Fraksi keempat sering disebut solar yang digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel.
5.        Fraksi kelima disebut juga minyak berat dan diolah menjadi minyak pelumas
6.        Residu yang berisi hidrokarbon rantai panjang dan dapat diolah lebih lanjut pada tahap kedua menjadi berbagai senyawa karbon lainnya, dan sisanya sebagai aspal dan parafin.
Pengolahan tahap kedua
Pada pengolahan tahap kedua, dilakukan berbagai proses lanjutan dari hasil penyulingan pada tahap pertama. Proses-proses tersebut meliputi:
1.    Perengkahan (cracking)
Pada proses ini, dilakukan perubahan struktur kimia senyawa-senyawa hidrokarbon yang meliputi: pemecahan rantai, alkilasi (pembentukan gugus alkil), polimerisasi (penggabungan rantai karbon), reformasi (perubahan struktur), dan isomerisasi (perubahan isomer).
2.    Proses ekstraksi
Pembersihan produk dengan menggunakan pelarut sehingga didapatkan hasil yang lebih banyak dan mutu lebih baik.
3.    Proses kristalisasi
Proses pemisahan produk-produk melalui perbedaan titik cairnya. Misalnya, dari pemurnian solar melalui proses pendinginan, penekanan, dan penyaringan akan diperoleh produk sampingan lilin.
4.    Pembersihan dari kontaminasi (treating)
Pada proses sebelumnya, sering terjadi kontaminasi (pengotoran). Kotoran ini harus dibersihkan dengan cara menambahkan soda kaustik (NaOH), tanah liat atau proses hidrogenasi.
Hasil proses tahap kedua ini dapat dikelompokkan berdasarkan titik didih dan jumlah atom karbon pembentuk rantai karbonnya.
Titik didih
Jumlah atom karbon
Kegunaan
< 20 oC
C1 – C4
Bahan bakar gas, dikenal sebagai LPG
Bahan baku pembuatan berbagai produk petrokimia
20 – 60 oC
C5 – C6
Dikenal sebagai petroleum eter, merupakan pelarut non-polar, digunakan sebagai cairan pembersih
60 – 100 oC
C6 – C7
Ligrolin atau nafta, pelarut non-polar, dan cairan pembersih
40 – 200 oC
C5 – C10
Bensin sebagai bahan bakar minyak
175 – 325 oC
C12 – C18
Kerosin (minyak tanah), avtur
250 – 400 oC
C12 ke atas
Solar, minyak diesel
Zat cair
C20 ke atas
Oli, pelumas
Zat padat
C20 ke atas
Lilin parafin, aspal ter

BENSIN
Hasil pengolahan minyak bumi umumnya digunakan sebagai bahan bakar. Bensin merupakan salah satu bahan bakar hasil pengolahan minyak bumi yang penting. Saat ini ada beberapa jenis bensin yang beredar di pasaran diantaranya premium, pertamax, dan pertamax plus.
Mutu bensin ditentukan oleh efektifitas pembakarannya di dalam mesin. Bensin yang baik tidak menimbulkan ketukan (knocking) pada mesin. Ketukan pada mesin terjadi bila bensin terbakar tidak pada saat yang tepat, sehingga akan mengganggu gerakan piston pada mesin.
Angka yang digunakan untuk menunjukkan mutu bensin ini disebut angka oktan atau bilangan oktana. Semakin tinggi angka oktan bensin, semakin baik mutu bensin tersebut. Penentuan angka oktan suatu bahan bakar dilakukan dengan pengujian di laboratorium, yaitu dengan membandingkan efisiensi pembakarannya dengan bensin standar.
Bensin standar yang mengandung 100 % isooktana diberi angka oktan 100, sedangkan yang mengandung 100% n-heptana diberi angka oktan 0. Jadi, bensin standar yang mempunyai angka oktan 60 artinya mengandung 60% isooktana dan 40% n-heptana. Alkohol yang mempunyai angka oktan 112, bukan berarti bahwa alkohol tersebut mengandung isooktana 112%. Akan tetapi, alkohol tersebut mempunyai efisiensi pembakaran 12% di atas bensin standar yang berkadar isooktana 100%. Jadi, jika suatu bahan bakar mempunyai angka oktan 80 berarti mutu (kualitas) pembakarannya setara dengan bensin standar yang mengandung 80% isooktana dan 20% n-heptana.
Bensin yang dihasilkan dari proses penyulingan mempunyai angka oktan 70 – 80. Peningkatan angka oktan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menambahkan TEL (Tetra Ethyl Lead) dengan rumus kimia Pb(C2H5)4. Cara ini efektif, tetapi timbal sisa pembakarannya dapat mengendap di mesin. Oleh karena itu, perlu ditambahkan senyawa 1,2-dibroetana (C2H4Br2), yang nanti akan mengikat timbal menjadi PbBr2 yang mudah menguap. Adanya PbBr2 yang berasal dari bensin menimbulkan masalah pencemaran.

DAMPAK PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL
Dalam beberapa dasawarsa terakhir, telah disadari bahwa penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan masalah pencemaran lingkungan khususnya pencemaran udara. Berikut ini akan kita bahas beberapa aspek yang berkaitan dengan pencemaran udara akibat penggunaan bahan bakar fosil. 
Pada suhu rendah, oksigen dan nitrogen tidak bereaksi. Akan tetapi, tingginya suhu dalam mesin kendaraan dan pengaruh loncatan bunga api listrik dari busi, membuat keduanya saling bereaksi. Setelah keluar dari knalpot kendaraan, nitrogen monoksida kemudian bereaksi dengan udara (oksigen) membentuk nitrogen dioksida.
Gas-gas yang terdapat dalam asap kendaraan bermotor banyak yang dapat menimbulkan kerugian, diantaranya adalah CO2, CO, hidrokarbon, oksida nitrogen, dan oksida belerang.

a.         Karbon dioksida (CO2)
Sebenarnya, karbon dioksida tidak berbahaya bagi manusia. Akan tetapi, karbon dioksida tergolong gas rumah kaca, sehingga peningkatan kadar CO2 di udara dapat mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi (pemansan global). Pemanasan global dapat mempengaruhi iklim, mencairkan es abadi di kutub dan berbagai rangkaian akibat lainnya.
b.      Karbon monoksida (CO)
Gas karbon monoksida tidak berwarna dan tidak berbau, sehingga keberadaannya tidak segera diketahui. Gas itu bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata, saluran pernapasan, dan paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melalui pernapasan, CO bereaksi dengan hemoglobin dalam darah membentuk COHb (karboksihemoglobin). Seperti kita ketahui, hemoglobin ini seharusnya bereaksi dengan oksigen menjadi O2Hb (oksihemoglobin) dan membawa oksigen yang diperlukan oleh sel-sel tubuh. Akan tetapi, afinitas CO terhadap Hb sekitar 300 kali lebih besar daripada O2. Bahkan Hb yang telah mengikat oksigen dapat diserang oleh CO. Jadi, CO menghalangi fungsi vital Hb untuk membawa oksigen bagi tubuh.
Ambang batas CO di udara sebesar 20 ppm. Udara dengan kadar CO lebih 100 ppm akan menimbulkan sakit kepala dan gangguan pernafasan. Kadar yang lebih tinggi lagi dapat menimbulkan kematian.
c.       Oksida belerang (SO2 dan SO3)
Belerang dioksida apabila terhisap oleh pernapasan akan bereaksi dengan air dalam saluran pernafasan dan membentuk asam sulfit yang akan merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Apabila SO3 yang terisap, maka yang terbentuk adalah asam sulfat dan asam ini lebih berbahaya. Oksida belerang dapat pula larut dalam air hujan dan menyebabkan hujan asam.
d.      Oksida nitrogen (NO dan NO2)
Campuran NO dan NO2 sebagai bahan pencemar biasa ditandai dengan lambag NOx. Ambang batas NOx di udara adalah 0,05 ppm. NOx di udara tidak beracun (secara langsung) pada manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena asbut (asap-kabut) atau smog (smoke and fog). Asbut menyebabkan berkurangnya jarak pandang, iritasi pada mata dan saluran pernafasan, menjadikan tanaman layu, dan menurunkan kualitas materi.
e.       Partikel timah hitam
Senyawa timbel dari udara dapat mengendap pada tanaman sehingga bahan makanan terkontaminasi. Keracunan timbel yang ringan menyebabkan sakit kepala, mudah teriritasi, mudah lelah, dan depresi. Keracunan yang lebih hebat menyebabkan kerusakan otak, ginjal, dan hati.

Best Practice

Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)  Sebelum membaca best pra...