Selasa, 14 Mei 2019

Antasida sebagai Obat Maag


Ada yang tahu ini gambar organ apa?

Yups, berikut adalah gambar dari lambung kita.
Tahukah kamu jika setiap hari lambung memproduksi sekitar 1 Liter cairan lambung. Cairan lambung mengandung asam klorida (HCl) yang biasa disebut asam lambung. Asam klorida ini menyebabkan lambung bersifat asam dengan pH sekitar 1,5. Cairan lambung ini mengandung asam klorida (HCl) dengan konsentrasi sekitar 0,03 M. Asam lambung bermanfaat untuk membantu proses pencernaan makanan dan mengaktifkan beberapa enzim pencernaan. Di dalam lambung inilah proses pencernaan makanan terjadi dan selanjutnya makanan diteruskan ke usus halus. 

Meskipun bermanfaat, asam lambung yang berlebihan dapat mengakibatkan peradangan lambung (maag). Asam lambung yang produksinya berlebihan dapat merusak dinding lambung karena sifat korosif (mengikis) asam tersebut dengan gejala mual, perih dan kembung. Beberapa faktor yang memicu produksi asam lambung secara berlebihan adalah makanan dan minuman yang bersifat asam, makanan yang pedas, serta bumbu yang merangsang, seperti jahe dan merica. Selain karena kelebihan asam lambung, penyakit maag juga dapat disebabkan infeksi bakteri tertentu, misalnya Helicobacter pylori. Bakteri ini dapat merangsang produksi asam lambung sehingga berlebihan.
Penyakit maag karena produksi asam lambung yang berlebihan dapat diatasi menggunakan obat maag yang dikenal dengan antasida. Antasida umumnya merupakan senyawa yang bersifat basa sehingga dapat menetralkan kelebihan asam yang terdapat di dalam cairan lambung. Beberapa senyawa yang digunakan antasida misalnya, kalsium karbonat (CaCO3), natrium bikarbonat (NaHCO3), magnesium karbonat (MgCO3), magnesium hidroksida (Mg(OH)2), aluminium hidroksida (Al(OH)3) atau kombinasinya. Obat maag dapat mengurangi kelebihan asam lambung karena terjadi reaksi antara asam lambung dengan bahan aktif dalam obat maag. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
NaHCO3(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)
CaCO3(s) + 2HCl(aq) CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
MgCO3(s) + 2HCl(aq) MgCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Mg(OH)2(s) + 2HCl(aq) MgCl2(aq) + 2H2O(l)
Al(OH)3(s) + 3HCl(aq) AlCl3(aq) + 3H2O(l)

Gas CO2 yang dihasilkan dalam reaksi tersebut dapat menyebabkan tekanan gas di dalam lambung meningkat sehingga mengeluarkan sendawa. Umumnya obat antasida yang banyak dipilih adalah jenis yang sukar larut sehingga reaksinya lambat dan dapat bertahan lama, misalnya aluminium hidroksida (Al(OH)3) dan magnesium hidroksida (Mg(OH)2). Beberapa obat maag yang beredar di pasaran mengandung senyawa utama magnesium hidroksida (Mg(OH)2) dan aluminium hidroksida (Al(OH)3).

Dalam jumlah sedikit senyawa magnesium hidroksida berfungsi sebagai antasida, namun dalam jumlah besar malah berperan sebagai obat pencahar (sehingga menyebabkan diare). Di dalam pencernaan ion magnesium (Mg2+) tidak banyak diadsorpsi, ion magnesium ini bersifat menyerap air, sehingga dalam usus besar ion ini menyebabkan diare. Kemudian senyawa aluminium hidroksida (Al(OH)3) dapat menyebabkan sembelit. Juga, ion aluminium yang dikandungya bisa menurunkan ion fosfat di dalam tubuh akibat bereaksi membentuk endapan aluminium fosfat. Banyak jenis antasida  yang dikenal di pasaran, dengan mengkombinasikan senyawa magnesium (dapat menyebabkan diare) dengan senyawa aluminium (dapat menyebabkan sembelit) diharapkan bisa menghilangkan efek negatif keduanya.

Perlu diperhatikan pula penggunaan antasida sebagai obat maag ini sebaiknya sesuai dengan saran atau resep dokter, apalagi jika mengonsumsi pula obat lain, karena antasida ini bisa berinteraksi dengan obat lain. Penggunaan antasida tanpa nasihat dokter sebaiknya atau hanya aman jika dikonsumsi sesekali saja

Sumber:
..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Best Practice

Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)  Sebelum membaca best pra...