Ada yang tahu ini gambar organ apa?
Yups, berikut adalah gambar dari lambung kita.
Tahukah kamu jika setiap hari lambung memproduksi
sekitar 1 Liter cairan lambung. Cairan lambung mengandung asam klorida (HCl)
yang biasa disebut asam lambung. Asam klorida ini menyebabkan
lambung bersifat asam dengan pH sekitar 1,5. Cairan lambung ini mengandung asam
klorida (HCl) dengan konsentrasi sekitar 0,03 M. Asam lambung bermanfaat untuk membantu proses
pencernaan makanan dan mengaktifkan beberapa enzim pencernaan. Di dalam lambung
inilah proses pencernaan makanan terjadi dan selanjutnya makanan diteruskan ke
usus halus.
Meskipun bermanfaat, asam lambung yang berlebihan
dapat mengakibatkan peradangan lambung (maag). Asam lambung yang produksinya
berlebihan dapat merusak dinding lambung karena sifat korosif (mengikis) asam
tersebut dengan gejala mual, perih dan
kembung. Beberapa faktor yang
memicu produksi asam lambung secara berlebihan adalah makanan dan minuman yang
bersifat asam, makanan yang pedas, serta bumbu yang merangsang, seperti jahe
dan merica. Selain karena kelebihan asam lambung, penyakit maag juga dapat
disebabkan infeksi bakteri tertentu, misalnya Helicobacter pylori. Bakteri ini
dapat merangsang produksi asam lambung sehingga berlebihan.
Penyakit maag karena produksi asam lambung yang
berlebihan dapat diatasi menggunakan obat maag yang dikenal dengan antasida. Antasida
umumnya merupakan senyawa yang bersifat basa sehingga dapat menetralkan
kelebihan asam yang terdapat di dalam cairan lambung. Beberapa senyawa yang
digunakan antasida misalnya, kalsium karbonat (CaCO3),
natrium bikarbonat (NaHCO3), magnesium karbonat (MgCO3),
magnesium hidroksida (Mg(OH)2), aluminium hidroksida (Al(OH)3)
atau kombinasinya. Obat maag dapat
mengurangi kelebihan asam lambung karena terjadi reaksi antara asam lambung
dengan bahan aktif dalam obat maag. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
NaHCO3(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
MgCO3(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Mg(OH)2(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + 2H2O(l)
Al(OH)3(s) + 3HCl(aq) → AlCl3(aq) + 3H2O(l)
Gas
CO2 yang dihasilkan dalam reaksi tersebut dapat menyebabkan tekanan
gas di dalam lambung meningkat sehingga mengeluarkan sendawa. Umumnya obat antasida
yang banyak dipilih adalah jenis yang sukar larut sehingga reaksinya lambat dan
dapat bertahan lama, misalnya aluminium hidroksida (Al(OH)3) dan
magnesium hidroksida (Mg(OH)2). Beberapa obat maag yang beredar di pasaran mengandung
senyawa utama magnesium hidroksida (Mg(OH)2) dan aluminium
hidroksida (Al(OH)3).
Dalam
jumlah sedikit senyawa magnesium hidroksida berfungsi sebagai antasida,
namun dalam jumlah besar malah berperan sebagai obat pencahar (sehingga
menyebabkan diare). Di dalam pencernaan ion magnesium (Mg2+) tidak
banyak diadsorpsi, ion magnesium ini bersifat menyerap air, sehingga dalam usus
besar ion ini menyebabkan diare. Kemudian senyawa aluminium hidroksida (Al(OH)3)
dapat menyebabkan sembelit. Juga, ion aluminium yang dikandungya bisa
menurunkan ion fosfat di dalam tubuh akibat bereaksi membentuk endapan
aluminium fosfat. Banyak
jenis antasida yang dikenal di pasaran, dengan mengkombinasikan senyawa
magnesium (dapat menyebabkan diare) dengan senyawa aluminium (dapat menyebabkan
sembelit) diharapkan bisa menghilangkan efek negatif keduanya.
Perlu
diperhatikan pula penggunaan antasida sebagai obat maag ini sebaiknya sesuai
dengan saran atau resep dokter, apalagi jika mengonsumsi pula obat lain, karena
antasida ini bisa berinteraksi dengan obat lain. Penggunaan antasida tanpa
nasihat dokter sebaiknya atau hanya aman jika dikonsumsi sesekali saja
Sumber:
..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar