Hemodialisis
merupakan mesin pencuci darah untuk penderita gagal ginjal. Pada
proses hemodialisis darah kotor dari pasien di lewatkan dalam pipa-pipa yang
terbuat dari membrane semipermeabel. Pipa semipermeambel ini dialirkan cairan
yang berfungsi sebagai pencuci (biasanya plasma darah) ion-ion dalam darah
kotor akan terbawa aliran plasma darah..
Dengan
melakukan cuci darah yang memanfaatkan prinsip dialisis koloid, senyawa beracun
seperti urea dan keratin dalam darah penderita gagal ginjal dapat dikeluarkan.
Darah yang telah bersih kemudian dimasukkan kembali ke tubuh pasien.
Dialisis
adalah proses perpindahan molekul terlarut dari suatu campuran larutan yang
terjadi akibat difusi pada membrane semi-permeabel. Molekul terlarut yang oke
berukuran lebih kecil dari pori-pori membran tersebut dapat keluar, sedangkan
molekul lainnya yang lebih besar akan tertahan di dalam kantung membran. Selulosa
adalah salah satu jenis materi penyusun membran dialisis yang cukup umum
dipakai karena bersifat inert untuk berbagai jenis senyawa atau molekul yang
akan dipisahkan. Laju difusi ditentukan oleh beberapa kondisi:
Konsentrasi
molekul pelarut yang akan keluar dari kantung dialisis. Jika konsentrasi
molekul terlarut di lingkungan lebih kecil dibandingkan dengan yang ada di
dalam kantung dialisis maka laju difusi akan semakin cepat.
Luas
permukaan kantung dialisis. Semakin luas permukaan membran yang digunakan maka
laju difusi akan semakin cepat.
Volume
pelarut. Jika rasio luas permukaan membran dengan volume pelarut besar maka
laju difusi akan berlangsung dengan cepat karena molekul terlarut dapat
berdifusi dalam jarak yang dekat.
SIFAT-SIFAT KOLOID
1.
Efek Tyndall
Efek Tyndal merupakan
terhamburnya cahaya oleh koloid karena ukuran partikel koloid relative besar.
Contoh:
-
Sorot
lampu mobil di malam hari
-
Sinar
matahari melalui celah di pagi hari
-
Warna
jingga saat sore hari
2.
Gerak Brown
Gerak Brown merupakan gerak
acak (zig-zag) dari partikel koloid karena adanya tumbukan dari pendispersi dan
partikel terdispersi.
3.
Adsorpsi
Adsorpsi merupakan
penyerapan muatan oleh permukaan partikel koloid.
Kemampuan menarik ini
dikarenakan egangan permukaan koloid yang cukup tinggi sehingga jika ada
partikel yang menempel akan cenderung dipertahankan pada permukaannya.
Jika kolid mengadsorpsi ion
positif, maka koloid menjadi positif.
Contoh:
-
Pemutihan
gula pasir
-
Obat
norit
-
Deodorant
4.
Elektroforesis
Elektroforesis merupakan
bergeraknya partikel koloid dalam medan listrik.
Koloid bermuatan positif
akan bergerak ke elektroda negative (katoda)
Contoh :
-
Pengendap
Cottrel
-
Pemisahan
potongan-potongan gen pada bioteknologi
5.
Koagulasi
Koagulasi merupakan
penggumpalan koloid.
Koagulasi dapat terjadi
secara mekanis dan kimia. Secara mekanis dapat dikarenakan proses
pemanasan/pendinginan.
Koagulasi dengan kimia dapat
terjadi karena:
-
Campuran
koloid beda muatan (positif dan negative) menyebabkan koloid netral dan
mengendap
-
Adanya
elektrolisis : koloid bermuatan positif yang dicampurkan larutan elektrolit,
maka ion negative dari larutan elektrolit akan ditarik oleh partikel koloid
positif tersebut
Contoh:
-
Penambahan
tawas (Al2(SO4)3) pada penjernihan air. Tawas dalam
air akan terionisasi mengahsilkan ion Al3+. Ion ini akan menarik
molekul polar termasuk air dan lumpur (kolid) sehingga tekoagulasi.
-
Pembentukan
delta muara sungai akibat lumpur (koloid) dalam air sungai berinteraksi dengan
air laut (yang mengandung ion-ion garam/elektrolit) yang menyebabkan
pengendapan.
6.
Kestabilan Koloid
a. Dialisis
Dialysis merupakan
menghilangkan muatan koloid dengan cara memasukkan kolid dalam membrane semipermeable.
Contoh: hemodialisis
b. Emulgator
Emulgator merupakan zat yang
ditambahkan dalam emulsi (kolid cair dalam cair atau cair dalam padat) agar
kolid tidak mudah terpisah. Contoh : penambahan kasein dalam susu
c. Koloid
Pelindung
Penambahan koloid pelindung bertujuan agar koloid
stabil. Contoh: penambahan gelatin dalam es krim, penambahan gum arab dalam
pembuatan semir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar